Awal tahun 2000-an kita mengalami kehancuran model bisnis Web Dotcom yang sebelumnya diperkirakan akan mengambilalih bisnis perdagangan fisik ke perdagangan virtual (eCommerce). Hanya segelintir Web Dotcom yang mampu bertahan, yang umumnya adalah situs berita online seperti detik.com dan kompas.com.
Antara tahun 2005-2007 kita juga mengalami kegagalan layanan 3G yang tadinya diperkirakan akan berkembang pesat dengan traffik yang meningkat tajam sebab akan menjadi “killer apllication” yang baru. Kegagalan ini dipicu oleh ketidakmampuan layanan ini untuk memberikan kinerja layanan yang berkecepatan tinggi dan berkapasitas tinggi seperti yang diharapkan masyarakat pemakai jasa. Dalam kasus 3G Indonesia, permasalahan utamanya adalah karena sempitnya alokasi pita frekwensi yang diberikan kepada tiap operator 3G, dengan hasil layanan yang sangat lelet dan menjengkelkan bagi pelanggan. Pengalaman buruk ini berakibat para pengguna enggan untuk mengembangkan berbagai aplikasi yang innovatif dan kreatif untuk bisnis dan entertainment.
Namun dalam perkembangan mutakhir di banyak negara, internet dial-up yang sebelumnya menjadi andalan masyarakat, sekarang mulai ditingglkan dan dilupakan, sebab muncul layanan baru yang jauh lebih memuaskan, yaitu layanan broadband melalui kabel tembaga (ADSL, Speedy, Coaxial) dan serat optik (FTTH). Selanjutnya berkembang pula layanan HotSpot di cafe, restauran maupun perumahan dengan memanfaatkan layanan wireless WiFi baik yang berbayar maupun yang gratis.
Di banyak negara, layanan 3G mulai dibenahi dengan menyediakan pita frekwensi yang cukup dan memanfaatkan teknoloogi transmisi data berkecepatan tinggi HSDPA (High Speed Data Packet Access) yang nantinya akan berevolusi ke sistem transmisi Long Term Evolution (LTE). Di beberapa negara dimunculkan pula layanan tandingan mobile wireless, yaitu WiMAX standar 802.16e, namun jumlah pelanggannya masih jauh dibawah pelanggan layanan jasa 3G atau 3.5G.
Dengan membaiknya layanan broadband berkecpatan tinggi melalui wireless 3.5G atau HSDPA serta WiFi, maka muncul produk-produk Handphone (Smartphone) berlayar lebar, berkeyboard QWERTY, touchscreen, dan berdaya prosesor tinggi dari vendor besar seperti Nokia, Ericsson, Samsung, Motorola, Blackberry, K-Touch, Nexian, Android, dan lain-lain. Dampaknya saat ini adalah makin banyaknya pengguna HP yang menafaatkannya untuk layanan data dan Internet. Hasil survey menunjukkan bahwa duapertiga pengguna HP sekarang memanfaatkannya untuk layanan data, meningkat dari angka 25% pengguna yang memakai HP untuk layanan data pada 3-tahun yang lalu. 60% dari layanan data itu saat ini adalah untuk browsing Internet. Pembelian Smartphone di AS, Kanada dan Inggris meningkat dari 3% beberapa tahun yang lalu, menjadi 20% tahun ini.
Beberapa tahun yang lalu, layana MMS gagal menempatkannya pada posisi killer apllication, karena leletnya GPRS dan 3G. Namun sekarang layanan HSDPA dan WiFi di banyak negara maju sudah cukup baik, sehingga pertanyaannya adalah bentuk apakah layanan Wireless Web melalui Handphone/Smartphone yang akan datang? Apakah merupakan replika layanan Web di Internat konvensional, ataukah akan ada simplifikasi atau kompresi yang akan digunakan agar dapat lebih cepat dan efisien dalam penampilannya?
sumbernya dr google
0 comments:
Post a Comment